1.
Konsep
Ekonomi
Menyadari
kebutuhan manusia yang tak terbatas, sedangkan di lain pihak kemampuan alam
dalam menyediakan kebutuhan manusia tersebut terbatas, melahirkan suatu kondisi
kelangkaan (Scarcity). Suatu barang/jasa dikatakan langka jika jumlah yang
diinginkan lebih besar dari yang dapat disediakan, maka terjadi perebutan.
Dengan demikian, untuk mendapatkan barang/jasa yang langka tersebut individu/perusahaan
bersedia membayar dengan harga tertentu, maka barang/jasa yang demikian disebut
dengan barang (objek) ekonomi. Sementara itu, proses terjadinya transaksi
pemindahan kepemilikan barang dari satu pihak ke pihak lain disebut dengan
transaksi ekonomi. Dengan demikian, transaksi ekonomi akan terjadi sekurang-kurangnya
bila ada dua pihak yaitu pihak penyedia barang (penjual) dan pihak pemakai
(pembeli). Penjual mungkin hanya sebagai supplier (pedagang) dan mungkin juga
sebagai produsen (membuat langsung) barang tersebut. Begitu pula dengan
pembeli, mungkin hanya sebagai pedagang yang akan menjual kembali barang yang
barudibelinya tersebut atau pemakai (konsumen) langsung dari barang yang
dibelinya.
Orang/kelompok/perusahaan
yang secara simultan melakukan kegiatan transaksi ekonomi disebut dengan pelaku
ekonomi (economic entity). Sementara itu, kegiatannya disebut dengan kegiatan
ekonomi. Dengan demikian, kegiatan ekonomi adalah suatu konsep aktivitas yang
berorientasi pada proses untuk mendapatkan keuntungan ekonomis (profit) dengan
adanya perbedaan nilai manfaat (value) dari suatu objek akibat dari adanya
perbedaan waktu, tempat, sifat atau kepemilikan terhadap objek tersebut.
Nilai ekonomi
dari suatu objek akan singat tergantung dari hukum kebutuhan dan ketersediaan
(supply rind demand). Dimana jika suplay banyak demand kecil maka harganya jadi
turun dan sebaliknya jika supply sedikit permintaan banyak harga naik, untuk
jelasnya lihat grafik supply demand (Gambar 1.1). Oleh karena itu setiap, pelaku
ekonomi perlu memahami dart mengetahui kondisi supply demand tersebut secara
baik dan memanfaatkan situasi itu sebagai peluang dalam mendapatkan keuntungan
ekonomisnyasecara optimal.
Gambar 1.1 Grafik Fungsi Supply-Demand
2.
Ekonomi
Teknik dan Perancangan Teknik
Kegiatan teknik
adalah suatu konsep kegiatan manusia yang berorientasi pada proses
perbaikan/perubahan sifat maupun bentuk dari benda-benda alam dalam rangka
mendapatkan manfaat yang lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana manusia mengubah
sifat dan fungsi batu-batuan menjadi bangunan, mengubah pasir besi menjadi besi
dan baja, mengubah kayu menjadi mobiler atau menjadi kertas, dan sebagainya,
yang semuanya merupakan hasil perancangan teknik yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Suatu aktivitas
teknik akan selalu berawal dengan munculnya ide-ide rancangan teknik yang ingin
diterapkan dalam rangka mengatasi keterbatasan-keterbatasan sumber daya alam
guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Manusia ingin mereka bisa hidup
dengan aman dan nyaman tanpa banyak mendapat gangguan lingkungan, maka
dirancang bangunan sedemikian rupa. Manusia ingin dapat bergerak dan berpindah
tempat dari suatu daerah ke daerah lain, maka manusia merancang kendaraan.
Manusia membutuhkan berbagai peralatan untuk dapat meringankan berbagai tugas
pekerjaannya, maka dirancang peralatan untuk tujuan tersebut.
Pada awalnya para
perancang teknik masih lebih banyak memfokuskan rancangannya pada aspek-aspek
teknis Baja, yaitu bagaimana rancangannya tersebut dapat dilaksanakan secara
teknis, tanpa begitu memerhatikan aspek efisiensi pemakaian sumber daya. Hal
itu dimungkinkan karena sumber daya yang dibutuhkan masih relatif banyak (murah).
Namun, dengan semakin terbatasnya sumber daya alam dan semakin mahalnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk mendapat sumber-sumber daya alam tersebut, semua
perancang teknik (engineer) dituntut untuk dapat menghasilkan rancangan-rancangan
yang lebih efektif dan efisien. Tuntutan tersebut akan lebih nyata lagi jika
hasil rancangan tersebut ditujukan sebagai bagian dari kegiatan ekonomi
perusahaan, di mana semakin tingginya tingkat kompetisi usaha, menuntutsetiap
pengusaha dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang
kompetitif, artinya setiap produk yang dibuat harus dikerjakan secara efektif
dan efisien. Dalam rangka menjamin dihasilkannya produk-produk engineering yang
efektif dan efisien Berta kompetitif tersebut, maka proses rancangannya perlu
dilakukan secara baik, sistematis, dan terukur. Adapun prosedur rancangan yang
baik dan sistematis tersebut dapat dijelaskan dengan flow-chart berikut (Gambar
2.1).
Gambar 2.1 Flowchart
3.
Konsep
Biaya
A.
Pengertian
Biaya
Dalam membicarakan biaya sebenarnya diketahui
ada dua istilah atau terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu
sebagai berikut.
1.
Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya
di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan
yang diukur dengan nilai uang.
2.
Pengeluaran (expense), yang dimaksud
dengan expence ini biasanya yang berkaitan dengan sejumlah uang yang
dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil yang
ddiarapkan.
Dari
kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) mempunyai
pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expenses).
Oleh karena itu, untuk pembicaraan selanjutnya, maka biaya yang dimaksud adalah
pengertian biaya (cost) di atas.
B.
Klasifikasi
Biaya
Konsep dan
istilah-istilah biaya telah berkembang selaras dengan kebutuhan disiplin
keilmuan dan profesi: (ekonom, akuntan, insinyur, atau desainer) sehingga dalam
mengklasifikasikan biaya banyak pendekatan yang dapat ditemui. Sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan bahasan buku ini, setidaknya kita perlu melihat klasifikasi
biaya sebagai berikut:
1.
biaya berdasarkan
waktunya;
2.
biaya berdasarkan
kelompok sifat penggunaannya;
3.
biaya berdasarkan
produknya;
4.
biaya berdasarkan
volume produk.
1.
Biaya
Berdasarkan Waktu
Biaya berdasarkan waktu dapat pula dibedakan
atas:
a.
Biaya masa lalu
(hystorical cost), yaitu biaya yang secara riil telah dikeluarkan yang
dibuktikan dengan catatan historis pengeluaran kegiatan.
b.
Biaya perkiraan
(predictive cost), yaitu perkiraan biaya yang akan dikeluarkan bila kegiatan
itu dilaksanakan.
c.
Biaya aktual
(actual cost), yaitu biaya yang sebenarnya di keluarkan.
2.
Biaya Berdasarkan Kelompok Sifat
Penggunaannya
Biaya berdasarkan klasifikasi
penggunaan setidaknya dapat dibedakan atas tiga jenis.
a.
Biaya Investasi (Investment Cost)
yaitu biaya yang ditanamkan dalam
rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik.
Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang
relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut.
b.
Biaya Operasional (Operational Cost)
yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
rangka menjalankan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan.
c.
Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
yaitu biaya yang diperuntukkan dalam
rangka menjaga/menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu
prima dan siap untuk dioperasikan.
3.
Biaya Berdasarkan Produknya
Proses pengelompokan
biaya berdasarkan produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu
biaya pabrikasi dan biaya komersial.
1) Biaya Pabrikasi
(Factory Cost)
Biaya pabrikasi
(factory cost) atau sering juga disebut dengan biaya produksi (production cost)
adalah jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya ini secara langsung berkaitan dengan
biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan
proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost.
2) Biaya komersial (Commercial
Cost)
Biaya komersial merupakan akumulasi
biaya yang untuk membuat produk itu dapat dijual di luar biaya produksi, dan
dipergunakan biasanya untuk menghitung harga jual produk.
4.
Biaya Berdasarkan Volume Produk
Beberapa jenis
biaya bervariasi langsung dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya
lainnya relatif tidak berubah terhadap jumlah produksi. Oleh karena itu,
manajemen perlu memerhatikan beberapa kecenderungan biaya tersebut untuk dapat
merencanakan dan mengendalikan efek biaya terhadap volume produksi.
4. Konsep
Nilai Uang Terhadap Waktu
Jika kita pemah
punya uang RpI00.000,00 sepuluh tahun yang lalu tentu masih bisa kita ingat
bahwa uang senilai itu jika dibelanjakan sudah bisa membeli sejumlah belanjaan
keluarga. Namun, bila uang Rp100.000,00 saat ini dibelanjakan pada barang yang
sama mungkin hanya bisa dapat setengahnya, walaupuns ebenarnya uang Rp100.000,00
waktu itu masih tetap Rp.100.000,00 seperti saat ini, tetapi nilai tukarnya
sudah berubah. Oleh karenaitu, perlu diketahui adanya dua konsep matematis yang
berbeda saat kita berbicara tentang uang, yaitu konsep jumlah uang dan konsep
nilai uang. Konsep jumlah uang tidak berbeda dengan konsep besaran-besaran
matematis biasa, di mana bila dua atau lebih himpunan bilangan yang ditambahkan
maupun dikurangi hasil penjumlahannya akan sama kapan pun saatnya dilakukan.
Contoh jika bilangan 14, 17, 93, 24 dijumlahkan hasilnya akan menjadi148 yaitu
hash dari 14 +17 + 93 + 24 = 148. Berbeda dengan nilai uang, jika dua atau lebih
himpunan uang yang berbeda waktunya dijumlahkan akan menghasilkan jumlah nilai
yang berbeda. Contohnya jika uang tahun 1990 RpI00.000,00, tahun1995
Rp240.000,00, dan tahun 2000 Rp350.000,00, jika dijumlahkan hasilnya adalah Rp690.000,00,
namun nilainya tidak sama dengan Rp690.000,00, karena uang yang dijumlahkan diterima
pada waktu yang berbeda. Hal tersebut disebabkan adanya konsep nilai uang
terhadap waktu, yang disebut dengan "Time value of money" yang artinya:
Nilai uang berubah bersamaan dengan perubahan waktu.
Gambar
4.1 Perubahan Nilai Uang Terhadap Waktu
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang
dibayarkan akibat pemakaian uang
yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada
dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman
sehingga besarnyabunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang
tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat
penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap
uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai kekayaan yang
bersangkutan relatif tetap dan stabil.
1.
Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan
rasio antara bunga yang dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang
dipinjam awal periode dikalikan 100%, atau:
2.
Bunga
Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest),
yaitu sistem perhitungan bunga hanya didasarkan atas besarnya pinjaman semula,
dan bunga periode sebelumnya yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali
bunga.
3.
Bunga
Majemuk
Sistem bunga
majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga dimana bunga tidak
hanya dihitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi perhitungan didasarkan
atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan, dengan kata lain bungayang
berbunga.
1.
Net Present Value
NPV adalah selisih antara present value
dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat
bunga yang relevan.
Net
Present Value juga merupakan
selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus
biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha
selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Kriteria NPV :
·
NPV > 0 (nol)
→ usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan.
·
NPV < 0 ( nol)
→ usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan.
·
NPV = 0 (nol) →
usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present
value.
2.
Future
Worth Value
Future worth analysis
(analisis nilai masa depan) didasarkan pada nilai ekuivalensi semua arus kas
masuk dan arus kas keluar di akhir periode analisis pada suatu tingkat
pengembalian minimum yang diinginkan (MARR). Oleh karena tujuan utama dari
konsep time value
of money adalah untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi ekonomis
yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi-situasi keputusan
investasi modal.
Hasil FW alternative sama
dengan PW, dimana FW = PW (F/P,i%,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang
dihasilkan bersifat relatif terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau
masa depan. Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai FW ≥ 0 maka
alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat
lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan FW terbesar merupakan
alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif
yang ada bersifat independen, dipilih semua alternatif yang memiliki FW ≥ 0.
3.
Annual
Worth Value
Annual Worth Analysis /
Metode Annual
Worth (AW) atau disebut juga Annual Equivalent
yaitu metode dimana aliran kas masuk dan kas keluar didistribusikan dalam
sederetan nilai uang tahunan secara merata (sama besar), setiap periode waktu
sepanjang umur investasi, pada suatu tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan (MARR).
4. Internal Rate of return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah
tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai
sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Pada dasarnya “internal rate of return”
harus dicari dengan cara “trial and error”
dengan serba coba-coba. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial
and error dengan cara sebagai berikut :
a) Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif
kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dbawah tarif kembalian
investasi yang diharapkan.
b) Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk
mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
7. Permintaan
Permintaan ialah sejumlah barang atau jasa yang diminta atau dibeli oleh konsumen
dengan tingkat harga dan waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Contohnya
: anda membeli 1 dus air mineral dipasar.
Bunyi
hukum permintaan ialah :
“Jika
harga suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan turun.
Sebaliknya, jika harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang akan diminta
akan meningkat (Cateris Paribus)”
Jenis-Jenis permintaan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Berdasarkan Daya Beli
a.
Permintaan Efektif
permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai
oleh daya beli. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen memang membutuhkan
barang itu dan ia mampu membayarnya.
b.
Permintaan
Absolut
permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak
disertai oleh daya beli. Pada permintaan absolut ini, konsumen tidak mempunyai
kemampuan (uang) untuk membeli barang yang mereka inginkan.
c.
Permintaan Potensial
permintaan terhadap barang atu jasa yang disertai oleh
daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya.
2.
Berdasarkan Jumlah
yang Melakukan Transaksi
a.
Permintaan Individu
Permintaan individu ialah permintaan seseorang terhadap barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
b.
Permintaan Kelompok
Permintaan kelompok ialah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat
terhadap barang/jasa yang terjadi secara bersamaan.
3.
Kurva Permintaan
4.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah tingkat kepekaan
(reaksi) perubahan jumlah barang atau jasa yang diminta terhadap perubahan
harga. Untuk menentukan besarnya elastisitas harga permintaan bisa dilakukan
dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan
persentase perubahan harga barang tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Atau
Keterangan:
Ep
= Koefisien elastisitas permintaan
P
= Harga awal
Q
= Jumlah yang diminta mula-mula (awal)
ΔQd
= Perubahan jumlah yang diminta
ΔP
= Perubahan harga
1.
Macam-macam
elastisitas permintaan :
a. Permintaan Elastis (Ep
> 1)
b. Permintaan Elastis Sempurna
(Ep = ~)
c. Permintaan Inelastis
(Ep < 1)
d. Permintaan
Inelastis Sempurna (Ep = 0)
e. Permintaan Elastis
Satuan (Ep = 1)
2.
Faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan
a.
Ketersediaan barang subtitusi terhadap suatu barang
b.
Intensitas kebutuhan
c.
Pendapatan konsumen
d.
Tradisi
8. Penawaran
Pengertian penarawan
adalah sejumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar untuk dijual pada
berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.
1.
Hukum Penawaran
Berkebalikan dengan
hukum permintaan, peningkatan harga barang/jasa akan menyebabkan penwaran
terhadap barang/jasa tersebut meninngkat dan sebaliknya, dengan asumsi faktor
lain dianggap tetap.
2.
Faktor yang mempengaruhi penawaran
a.
Biaya produksi
b.
Teknologi
c.
Harapan akan harga
masa depan
3.
Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah
kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dengan jumlah barang/jasa yang
ditawarkan.
4. Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaran adalah tingkat kepekaan (reaksi)
perubahan jumlah barang atau jasa terhadap perubahan harga. Besarnya pengaruh
perubahan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan harga dapat diukur dengan
koefisien elastisitas penawaran, yakni:
Atau
Keternagan:
Es
= Koefisien elastisitas penawaran
P
= Harga awal
ΔP
= Perubahan harga
Q
= Jumlah yang ditawarkan mula-mula
ΔQ
= Perubahan jumlah yang ditawarkan
Macam-Macam Elastisitas Penawaran
a. Penawaran Elastis (Es > 1)
b. Penawaran Elastis Sempurna (Es = ~)
c. Penawaran Inelastis (Es < 1)
d. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
e. Penawaran Elastisitas Satuan (Es = 1)
Note : Font error (ada font size yang tiba-tiba berubah saat di copy dari word).
Referensi :
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/hukum-permintaan-dan-penawaran-pengertian-jenis-dan-kurva/
https://www.studiobelajar.com/permintaan-dan-penawaran/
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html
Giatman, M., MSIE. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment