Thursday, June 20, 2019

Kekalutan Mental, Keadilan, dan Kejujuran


Berikut ini adalah daftar materi yang akan dibahas bab 8 - 10:

BAB I : DAFTAR ISI
 
Bab 8: Mampu menjelaskan tentang kekalutan mental, gangguan kejiwaan, dan penderitaan.
  • Kekalutan mental
  • Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
  • Tahap-tahap gangguan jiwa
  • Sebab-sebab seseorang mengalami kekalutan mental
  • Penderitaan dan perjuangan
  • Penderitaan, media massa dan seniman
  • Sebab-sebab penderitaan
  • Pengaruh jika seseorang mengalami penderitaan
Bab 9 & 10: Mampu menjelaskan tentang berbagai macam keadilan, kejujuran, dan kecurangan.
  • Pengertian keadilan
  • Makna keadilan
  • Contoh-contoh keadilan
  • Pengertian keadilan sosial (dalam sila ke 5 Pancasila)
  • Macam-macam keadilan
  • Pengertian kejujuran
  • Hakikat kejujuran
  • Pengertian kecurangan
  • Sebab-sebab seseorang berbuat curang
  • Perhitungan (HISAB) dan pembalasan
  • Pengertian pemulihan nama baik
  • Hakikat nama baik
  • Pengertian pembalasan
  • Sebab-sebab pembalasan
  • Contoh-contoh suatu pembalasan
BAB II : ISI

A.KEKALUTAN MENTAL, GANGGUAN JIWA, DAN PENDERITAAN


1. Kekalutan Mental
    Kekalutan mental merupakan suatu penderitaan batin yang dialami seseorang yang disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan yang harus ia atasi sehingga orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan seperti bertingkah laku secara kurang wajar.
    Kekalutan mental dapat dialami oleh berbagai status ataupun tingkatan individu dalam masyarakat. Contoh kekalutan mental salah satunya yaitu apabila seseorang menginginkan suatu barang namun kemampuan yang ia miliki tidak mungkin bisa untuk mendapatkan barang tersebut, maka cara apapun akan dilakukan demi barang tersebut, sekalipun dengan cara yang tidak baik. Keinginan yang menggebu-gebu ini akan mengakibatkan orang tersebut mengalami kekalutan mental yang juga akan berdampak pada terjadinya agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, identifikasi, narsisme maupun autisme sehingga harus berkonsultasi pada psikiater.

2. Gejala-Gejala Seseorang Mengalami Kekalutan Mental
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.
  2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, murah marah.
  3. Selalu iri hati dan curiga, ada katanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
  4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial.
  5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri.
  6. Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
3. Tahap-Tahap Gangguan Kejiwaan
  1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari.
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
  4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
  5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
  6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan.
4. Sebab-Sebab Seseorang Mengalami Kekalutan Mental

    1. Kepribadian yang lemah
        Seseorang yang merasa rendah diri atau minder akan dengan mudah mengalami kekalutan mental. Ia yang merasa dirinya tidak sempurna dibanding dengan orang-orang disekitarnya akan menyendiri. Hal ini membuat seseorang terssudut pada keadaan yang tidak mengenakan dan mentalnya akan hancur.

    2. Terjadinya konflik sosial budaya
        Roda kehidupan terus berputar, tidak selamanya seseorang berada pada dititik yang paling atas. Biasanya pada orang yang kehidupannya mewah dan serba ada, akan mengalami kekalutan mental saat ia kehilangan seluruh harta yang ia miliki. Untuk menjalani hidup sehari-hari ia akan dihantui rasa ketakutan untuk tidak dapat lagi merasakan kemewahan, sehingga jiwanya terganggu.

    3. Cara pematangan batin yang salah
        Dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial sebagai overkompensasi dan tampak emosional juga termasuk penyebab kekalutan mental.

5. Penderitaan dan Perjuangan
    Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
    Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

6. Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
    Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
    Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

7. Sebab-Sebab Penderitaan

    1. Nasib Buruk
        penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.

    2. Kehilangan Orang Tua
        Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.

    3. Kemiskinan 
        Banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

    4. Bencana
        Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

8. Pengaruh Jika Seseorang Mengalami Penderitaa
    Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan, biasanya hubungan orang tersebut dengan orang lain akan terganggu. Sifat mental orang tersebut akan mengalami gangguan dan menghancurkan kehidupannya.
    Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya tidak ingin berkeluarga dan tidak mempunyai gairah hidup.

B. KEADILAN, KEJUJURAN, DAN KECURANGAN


1. Pengertian Keadilan
  • Menurut Aristoteles, Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
  • Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia  sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
  • Menurut Socrates, Keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
  • Kong Hu Cu berpendapat bahwa Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
  • Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
  • Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
  • Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
2, Keadilan Sosial
    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, keadilan mempunyai arti sifat (perbuatan, perlakuan dsb) yang tidak berat sebelah ( tidak memihak ). Sedangkan sosial berarti segala sesuatu yang mengenai masyarakat, kemasyarakatan atau perkumpulan yang bersifat dan bertujuan kemasyarakatan (bukan dagang atau politik).

3. Makna Keadilan
    Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
    Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
    Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain,  ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
    Sila Ketiga, Persatuan Indonesia;  menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.
    Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan;  mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing
    Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.

4. Macam-Macam Keadilan
  1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
    Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
  1. Keadilan Distributif
    Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
  1. Komutatif
    Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

5. Kejujuran
    Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena  bernilai tinggi. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Kejujuran merupakan sifat manusia sejak awal tetapi untuk digunakan atau tidak suatu kejujuran itu kembali ke pribadi itu sendiri
    Dengan kejujuran ini sebagai hasilnya manusia meliki kepercayaan dan harga diri yang tinggi. Dengan kita bicara jujur manusia mendapat kepercayaan dari orang-orang disekitar serta dinilai baik dimata Tuhan

Hal-hal yang dapat menghilangkan kejujuran :
  1. Bohong,
  2. Mencuri,
  3. Manipulasi,
  4. Inkar janji.
6. Kecurangan
    Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.
    Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.

Jenis kecurangan:
    Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva.
  1. Pelaporan Keuangan yang Curang
    Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.
  1. Penyalahgunaan aktiva
    Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.

7. Perhitungan (Hisab)
    Di negara kita ada suatu lembaga khusus yang menangani kejahatan yaitu polisi. Disini polisi akan menyelidiki, dan mengungkap berbagai macam kasus kejahatan yang di lakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dan yang selanjutnya akan diserahkan kepengadilan untuk diproses menurut UUD.
    Dalam islam kita kenal yaitu Yaumul hisab yaitu hari perhitungan segala amal dan perbuatan kita semasa hidup kita didunia. disini manusia yang telah meninggal akan di hitung semua amal baik dan buruknya jika amal baiknya lebih banyak maka iya akan masuk surga dan jika amal buruknya jauh lebih banyak maka akan masuk neraka. dan di neraka inilah segala perbuatan jahat manusia di dunia akan di balas sesuai dengan banyaknya kejahatan mereka didunia.

8. Pemulihan Nama Baik
  • Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.
  • Nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya.
Tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang
dihalalkan agama.
  • Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
  • Ada tiga macam godaan yang merusak nama baik, yaitu harta, tahta, dan wanita.
  • Jalan yang dapat merusak nama baik antara lain, antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
  • Untuk memulihkan nama baik, manusia harus berubah menjadi lebih baik dan minta maaf.
  • Untuk merehabilitasinya, hanya perlu dua langkah yang bisa dilakukan:
           1. Identifikasi penyebab rusaknya nama baik.
           2. Lakukan upaya pemulihan
  • Cara untuk memulihkan nama baik:
– Bila kerusakan nama baik akibat suatu kesalahan, akuilah kesalahan itu, lalu ungkapkan penyesalan dan permohonan maaf.
– Bila kerusakan nama akibat suatu kegagalan, jalan terbaik adalah menebus kegagalan itu dengan mencapai prestasi lebih baik.
– Bila kerusakan nama baik akibat kesalahpahaman, carilah jalan untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
– Bila kerusakan nama baik akibat fitnah, tunjukkan dengan bukti dan fakta yang membantah fitnah itu.

9. Pembalasan
    Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Dimana ada korban yang dirugikan atas reaksi itu, pembalasan dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
    Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan akan memberikan pembalasan bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu dengan surga. Bagi yang tidak bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan atau siksaan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan atau siksaan api neraka.
    Pembalasan disebabkan sifat dendam. Dendam merupakan sifat yang di benci oleh tuhan, dan merupakan sifat tercela, sifat ini belum akan merasa puas apabila diri kita belum membalaskan kekecewaan atau kekesalan hati kita terhadap oarang yang melakukan kejahatan kepada kita.


Referensi:

The Evolution Of Civilizations: an introduction to historical, Macmillin Company, New York, First edition published 1961; Liberty Fund, Inc.,

Rawls, John. Political Liberalism, The John Dewey Essays in Philosophy, 4. New York: Columbia University Press, 1993.

Thomas Nagel, ‘The Problem of Global Justice’, Philosophy and Public Affairs 33(2005): 113-47. p. 113.

Wednesday, May 29, 2019

Cinta Kasih, Keindahan, dan Penderitaan

photo of bramardianto.com

     Selamat datang di blog saya. Blog ini ditujukan sebagai media pengumpulan tugas mata kuliah softskill Universitas Gunadarma. Mohon maaf apabila tulisan ini terkesan "kejar target" atau "copast" sana sini. Tapi saya selalu belajar untuk mengerjakannya lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Pada postingan kali ini saya akan membahas bab 4-7 dimana topiknya cukup menarik.

BAB I : DAFTAR ISI

Bab 4 & 5 : Mampu menjelaskan tentang cinta kasih dan kaitannya dengan kehidupan manusia
  • Pengertian cinta kasih
  • Unsur-unsur cinta
  • Tiga unsur dalam segitiga cinta
  • Tingkatan cinta 
  • Cinta menurut ajaran agama
  • Bentuk-bentuk cinta
  • Kasih sayang
  • Kemesraan
  • Pemujaan
  • Belas kasihan
  • Cinta kasih erotis
Bab 6 : Mampu menjelaskan pengertian keindahan, renungan, dan keserasian
  • Pengertian keindahan
  • Membedakan keindahan sebagai kualitas abstrak dan sebagai suatu benda
  • Pengertian keindahan seluas-luasnya
  • Pengertian nilai estetik, serta membedakan pengertian nilai intrinsik dan ekstrinsik
Bab 7 : Mampu menjelaskan tentang kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia
  • Pengertian penderitaan
  • Contoh-contoh penderitaan
  • Pengertian siksaan
  • Pengertian phobia
  • Jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis
  • Penyebab seseorang ketakutan

BAB II : ISI

A. CINTA KASIH DAN KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA

 photo of ameliadevina.com

1. Cinta kasih
    Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. 
    Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Sering kali cinta dikaitkan dengan nafsu, namun terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu :
  • Cinta bersifat manusiawi.
  • Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
  • Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut. 
2. Unsur-unsur cinta
    Cinta juga menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu:
  • Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
  • Tanggung jawab, tindakan yang benar-benar berdasarkan atas sukarela, biasanya mengarah kepada kewajiban yang harus ditanggung.
  • Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain agar mau membuka dirinya.
  • Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Selain untuk mengetahui siapa orang lain, metode pendekatan digunakan untuk mengetahui lebih dalam lagi sisi lain dari orang tersebut.
3. Tiga unsur dalam segitiga cinta
    Menurut Robert J. Sternberg, mengemukakan teori The Triangular Theory of Love, disebutkan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
  • Keterikatan, komponen yang berkaitan dengan pola pikir meliputi keputusan untuk mencintai dan tetap bersama dengan orang yang dicintai.
  • Keintiman, yaitu komponen yang meliputi kedekatan diri yang mengarah pada hubungan, kehangatan, dan kepercayaan.
  • Kemesraan, komponen motivasional yang didasarkan pada dorongan dari dalam diri serta berhubungan dengan hasrat fisik.
4. Tingkatan cinta
  1. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Dimana ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena hanya menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Sesuatu yang diinginkan itu biasanya berwujud materi.
  2. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya, yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasihnya mendapatkan kebahagiaan, kesenangan, terhindar dari bahaya, dsb. Terkadang berani mengambil resiko yang besar dalam melakukan hal-hal tersebut, melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan, dan sesuatu yang tidak masuk akal.
  3. Cinta atas dasar mengharap ridho Tuhan sekaligus ridho kekasih. Dimana pada tingkatan ini orang yang melakukannya tulus mengharap ridho kekasih dan ridho Sang Pencipta. 
5. Bentuk-bentuk cinta
     Menurut salah satu tokoh terkenal psikologi, yaitu Robert J. Sternberg, terdapat beberapa bentuk cinta yaitu sebagai berikut :

1. Suka 
    Suka, tingkatan cinta yang paling sederhana dan rendah. Rasa suka hanya sebatas pada ketertarikan terhadap individu atau objek lain. Suka merupakan bentuk cinta yang mungkin tidak memiliki suatu hubungan lebih dari sekedar pertemanan, persahabatan, atau ketertarikan asja. Suka biasanya menjadi awal mula dari terbentuknya sebuah rasa cinta.

2. Cinta gila
    Biasanya hanya dilandasi oleh perasaan nafsu semata saja. Seseorang memiliki motif untuk mencintai sesuatu karena perasaan yang sifatnya memang adalah obsesi semata. obsesi yang ada mungkin akan meledak-ledak karena ketika menginginkannya hanya akibat nafsu saja. Apabila nafsu tersebut hilang, maka rasa cinta yang ada juga bisa hilang begitu saja.

3. Cinta hampa
    Berkebalikan dengan cinta gila, cinta hampa justru terjadi ketika kita mengalami rasa sayang dan suka, tetapi tidak disertai dengan keintiman dan komitmen yang kuat. Cinta yang ada hanya sebatas pada rasa sayang dan "formalitas" saja.

4. Cinta saling melengkapi
    Cinta yang saling melengkapi merupakan bentuk keseimbangan antara cinta gila dan juga cinta hampa. Didalamnya, ada gairah atau nafsu yang diiringi dengan bentuk komitmen dan tanggung jawab. Cinta yang saling melengkapi ini akan membentuk suatu perasaan yang saling terikat tanpa harus memberikan suatu judgement tertentu.

5. Cinta sempurna
    Sternberg menjelaskan, cinta itu terdiri dari tiga macam unsur, yaitu gairah, keintiman, dan kasih sayang. Apabila ketiga unsur ini sama-sama kuat, maka akan terbentuklah cinta yang sempurna. Biasanya dengan cinta yang sempurna ini, kita dan pasangan akan menjalankan hubungan yang sangat kuat. Bentuk cinta ini bisa dibilang sebagai sebuah relationship goal.

6. Cinta romantis
    Cinta yang romantis, umumnya terbentuk ketika unsur kasih sayang lebih menonjol dibandingkan unsur yang lainnya. Kita mungkin akan melihat banyak hal-hal yang sifatnya sangat indah dan menarik. Romansa-romansa terbentuk dengan adanya jenis cinta ini. Sayangnya karena hanya satu unsur saja yang menonjol, maka bisa saja bentuk romantis yang ditunjukkan dalam jenis cinta ini tidak bertahan lama, sebab tidak ada unsur keintiman atau gairah yang akan menciptakan komitmen dalam jangka panjang.

Masih terdapat 4 bentuk cinta menurut teori psikologi, yaitu:

7. Philia / Platonis
    Cinta yang disebut Philia ini merupakan cinta yang ditunjukkan oleh dua orang yang bersahabat. Dikenal juga sebagai bentuk cinta Platonis.Cinta Platonis tidak berlandaskan oleh nafsu, sehignga bentuk cinta ini lebih cenderung pada persahabatan, ketergantungan, dan kepercayaan.

8. Pragma
    Seiring dengan berjalannya waktu, cinta akan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komitmen bersama. Inilah yang disebut dengan pragma, bentuk cinta ini umumnya akan dipupuk sedikit demi sedikit hingga tumbuh seiring berjalannya waktu. Jenis cinta ini umumnya juga memiliki sifat yang praktis, dimana tujuan akhir dari proses saling mencintai tersebut adalah tentang bagaimana kita bisa saling menyanyangi.

9. Agape
    Agape menggambarkan bentuk cinta tanpa syarat yang bisa dilakukan secara universal. Biasanya disini aspek spiiritual menjadi landasan timbulnya cinta tersebut. Seseorang mungkin akan memiliki rasa cinta hanya karena keinginannya saja yang memang ingin untuk menyanyangi sesuatu. Kebutuhan akan rasa menyanyangi inilah yang kemudian disebut agape.

10. Storge
    Merupakan jenis cinta yang terjadi didalam hubungan keluarga. Seperti misalnya rasanya cinta orang tua kepada anak, adik kepada kakak dan sebagainya. Bentuk cinta ini adalah salah satu bentuk cinta dalam psikologi yang memang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kasih sayang
    Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam-macam cinta, yaitu:
  • Cinta persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan SARA.
  • Cinta keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  • Cinta erotis, kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesungguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, didalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  • Cinta diri sendiri, yaitu bersumber dari diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani. 
7. Kemesraan
    Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib, sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. 
    Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
  • Kemesraan dalam tingkat remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas, yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitas yang kuat.
  • Kemesraan dalam rumah tangga, terjadi antara pasangan suami-istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun-tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
  • Kemesraan manusia usia lanjut, kemesraan bagi manusia berbeda pada usia-usia sebelumnya. Pada masa ini biasanya diwujudkan dengan menghabiskan waktu bersama, dsb.
8. Pemujaan
    Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pemujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan, dan Tuhan YME. Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti, nilai, dan makna dari kehidupan yang sebenarnya. 
    Cara pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Berbagai seni sebagai manifesti pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.

9. Belas kasihan
    Belas kasihan merupakan emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain. Perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan yang dialami orang lain. Sama halnya saat kita melihat orang yang lebih membutuhkan, maka disitulah rasa empati kita untuk menolongnya.
    Menurut pendapat penulis, cinta dan belas kasihan itu berbeda jauh. Cinta tidak didasari pada rasa belas kasihan, karena pada dasarnya cinta adalah saling melengkapi, bukan karena terdapat rasa belas kasihan terhadap salah satu pasangan. Sedangkan belas kasihan juga tidak didasari pada rasa cinta. Kita mungkin ingin membantu orang yang lebih membutuhkan, namun semata-mata bukan karena cinta, tapi karena rasa empati untuk mengurangi beban orang tersebut. Melihat orang yang lebih membutuhkan, lalu tergerak hatinya, dan bertindak untuk membantu orang tersebut, merupakan kunci dalam belas kasihan.

10. Cinta kasih erotis
    Cinta kasih erotis, kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Cinta kasih erotis bersifat eksklusif, bukan universal. Cinta kasih erotis kerap kali dicampurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupa jatuh cinta. Pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
    Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan.
    Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, ering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan sdiartikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya dan menerima pribadi orang lain. Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, berbeda dengan kebudayaan zaman sekarang dimana gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih dianggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.

B. KEINDAHAN, RENUNGAN, DAN KESERASIAN

photo of idntimes.com
 
1. Keindahan
    Menurut KBBI, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus, benar atau elok. Berasal dari kata "indah", sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya atau merasakannya.
     Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat. Keindahan membuat diri manusia terkagum-kagum akan suatu pesona dari manusia, benda, lingkungan, tempat tinggal, maupun pemandangan alam yang dilihatnya.
    Keindahan ternyata memiliki fungsi, yaitu dimana keindahan yang alami dapat memunculkan suatu inspirasi yang sunguh luar biasa. Karena dengan sesuatu yang indah akan membuat pikiran menjadi lebih jernih, sehingga lebih mudah mendapatkan inspirasi. Dari sini lah orang akan cenderung merenung untuk menikmati keindahan sebagai sumber inspirasinya.
 
2. Keindahan sebagai kualitas abstrak dan sebagai suatu benda
    Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat non-realistik dimana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita
    Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang dimana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya. 
    Keindahan sebagai benda tertentu yang menunjukkan keindahan memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak dimana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
    Jadi, apabila dilihat perbedaan keduanya, keindahan tersebut dilihat terhadap objek yang dipandang, apakah objek tersebut jelas, mudah diterima, maupun dipahami oleh kalangan umum.
 
3. Keindahan secara luas
    Keindahan dalam arti luas mengandung ide kebaikan. Plato menyebutnya sebagai watak yang indah dan hukum yang indah. Sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik juga menyenangkan. Pengertian keindahan dalam arti estetik murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya. Adapun pengertian keindahan dalam arti terbatas, hanya benda-benda yang dapat diserap oleh penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetis.
    Para filosof mendefinisikan keindahan sebagai suatu kesatuan hubungan yang formal pengamatan, yang dapat menimbulkan rasa senang. Dengan batasan tersebut, orang sering mencampuradukkan pengertian keindahan dan seni. Padahal kesenian mempunyai segala yang lebih kongkret dari keindahan.
    Keindahan dalam arti luas meliputi:
  • Keindahan jasmani dan rohani dapat diibaratkan keindahan jiwa maupun raga yang dimiliki oleh manusia.
  • Keindahan seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung maupun lukisan.
  • Keindahan alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam dan dapat dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
  • Keindahan moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap individu manusia.
  • Keindahan intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir cerdik.
 
4. Nilai estetik
    Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mencakup dalam keindahan. Nilai tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu nilai ekstrinsik dan intrinsik.
    Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya. Contohnya adalah puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, dan baris.
    Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya adalah pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi itu sendiri.
 
C. KENYATAAN-KENYATAAN YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
 
  photo of medium.com
 
1. Penderitaan
    Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa Sansekerta dimana artinya adalah menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dll.
    Penderitaan adalah rasa sakit baik sakit secara fisik maupun psikis yang dialami oleh seseorang, dan pihak yang menderita "menanggung beban" atas derita yang dialaminya. Namun tidak dikatakan "menderita" manakala seseorang meski secara fisik terluka tetapi secara psikis tidak terluka, dan tidak menanggung beban. Artinya, dapat dikatakan menderita manakala terdapat nuansa "menanggung beban derita" yang hal tersebut tergantung dari hati/jiwa yang dimiliki seseorang.
 
2. Contoh-contoh penderitaan
    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
    Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijahui dan tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri, atau disebut juga dengan faktor internal dan eksternal.
    Dalam diri manusia ada cipta, rasa, dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhui barulah manusia akan merasa senang atau bahagia, dan jika tidak maka akan menderita. Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden).
    Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam, yaitu:
  • Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
  • Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
    Sebab banyak dijumpai, ada orang-orang yang secara fisik tidak mempunyai harta tetapi kehidupannya tetap bahagia dan menganggap ketidakpunyaan akan harta bukan derita baginya. Sehingga mereka merasa kehidupannya tetap berjalan dengan baik tanpa merasakan penderitaan secara jiwa. Namun tidak sedikit juga yang berbanding terbalik dimana orang yang mapan secara fisik namun dalam hatinya menderita.
    Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
  • Nasip buruk, penderitaan ini dikarenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya.
  • Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering dijumpai dan sangat sedih tentunya, tapi kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut-larut.
  • Kemiskinan, banyak orang yang menderita karena kemiskinan, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan.
3. Siksaan
    Penderitaan biasanya disebabkan oleh siksaan, baik fisik maupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan (Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk introgasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
    
4. Phobia
    Menurut Nevid, phobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya. Phobia adalah ketakutan yang berlebihan, seringkali tidak dapat dijelaskan secara rasional dan tidak sesuai dengan realita. Misalnya, individu dapat mengalami phobia terhadap lingkungan sosialnya, sehingga tidak berani berada ditempat/situasi yang ramai. Padahal, situasi ramai tersebut bukanlah sesuatu yang berbahaya dan orang-orang pun belum tentu memberikan penilaian negatif atau tatapan sinis kepada dirinya. Namun, bagi individu yang phobia sosial, maka ia akan tetap menanggap bahwa berada ditengah kerumunan masyarakat merupakan hal yang berbahaya dan tidak nyaman.
    Individu dikatakan mengalami phobia apabila memenuhi karakteristik sebagai berikut:
  • Mengalami ketakutan yang luar biasa, tidak masuk akal, dan persisten terhadap kehadiran suatu objek atau situasi.
  • Individu menyadari bahwa perasaan takut tersebut berlebihan dan tidak masuk akal.
  • Individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan phobia, atau bila tidak dapat dihindari, individu akan merasakan stress dan kecemasan yang hebat.
  • Perasaan takut yang intens tersebut secara signifikan mempengaruhi dan mengganggu kehidupan sehari-hari individu, baik didalam pekerjaan/sekolah ataupun fungsi sosial.
  • Untuk individu dibawah usia 18 tahun, keadaan tersebut sudah berlangsung minimal selama 6 bulan.
    Penyebab orang mengalami phobia adalah sebagai berikut:
  • Pengalaman menakutkan yang secara psikologis tidak dapat terselesaikan dengan baik.
  • Mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
  • Dipelajari dari usia anak-anak, misalnya anggota keluarganya mengalami arachnophobia, maka anak dapat mengalaminya juga karena "mempelajari" anggota keluarnya. 
5. Jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis
  • Kebimbangan
Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami sehingga siksaan itu akan berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya, ia akan cepat mengambil suatu keputusan sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
  • Kesepian
Dialami oleh seseorang dimana rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami petapa. Kesepian juga merupakan wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai makhluk sosial, maka seseorang memerlukan orang lain, maka untuk mengalahkan rasa kesepian, orang perlu cepat mencari lawan bicara yang dapat diajak berkomunikasi. Pada umumnya yang dapat dijadikan lawan bicaranya adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami olehnya.
  • Ketakutan
Merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut phobia yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga, dsb. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat menggangu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami oleh seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
 
5. Penyebab seseorang ketakutan
    Penyebab seseorang ketakutan bermacam-macam dan berbeda-beda pada setiap individu. Bahkan ada individu yang takut akan seseuatu, namun mungkin saja tidak pada orang lain. Ketakutan biasanya muncul karena seseorang mengalami atau menyaksikan sesuatu yang tragis atau seram sehingga seseorang tersebut menjadikannya sebagai sesuatu yang berbahaya. 
    Ketakutan dapat disebabkan juga oleh trauma psikis, misalnya pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan atau dipermalukan sehingga kedepannya seseorang tersebut dapat mengalami kesulitan untuk beraktifitas, misalnya kurang percaya diri saat berada dilingkungan ramai.


Referensi:
https://www.academia.edu/8556214/Ilmu_Budaya_Dasar_Manusia_dan_Cinta_Kasih
https://www.hipwee.com/opini/7-tipe-cinta-yang-harus-kalian-ketahui/
https://dosenpsikologi.com/jenis-jenis-cinta-dalam-psikologi
http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/5a7be96f865eacfc498b4578/872ce73e7a765934bdd6caee7ec3c47d.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15980/BU%20Psikologi%20Penderitan%20gabungna.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://pijarpsikologi.org/mari-pahami-apa-itu-fobia/
Nevid, Jeffrey S. 2014. Abnormal Psychology in Changing World, 9th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Thursday, April 11, 2019

Manusia dan Budaya


MANUSIA DAN BUDAYA

Ada beberapa poin yang akan dibahas, umumnya adalah tentang manusia dan kebudayaannya.

A. Pengertian Manusia
Manusia, dapat diartikan berbeda dari segi biologis dan istilah kebudayaan. Secara biologis, manusia adalah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi dengan otak dan akal. Sedangkan secara kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan bahasa, organisasi dalam masyarakat, perkembangan tekonologi, dan kemampuannya untuk membentuk kelompok.

B. Hakikat Manusia
Manusia hakikatnya adalah makhluk yang terdiri dari materi dan ruh, sehingga manusia memiliki sifat hewan dan "malaikat". Materi memiliki sifat keduniawian yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada kebenaran. Sehingga, secara hakikat manusia memiliki sifat yang menuju pada kebenaran dan menuju keburukan.

C. Kebudayaan Bangsa Timur
Orang timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa Timur terkenal dengan keramahannya terhadap orang lain, bahkan orang asing sekalipun. Memberikan salam, tersenyum, atau berbasa-basi menawarkan makanan atau minuman merupakan contoh dari ciri khasnya bangsa timur. Bangsa Timur sendiri juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh di lingkungan masyarakat mereka. Hal yang paling dominan dari kebudayaan Timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh. Selain itu, konsep goyong royong dan kebersamaan menjadi hal yang utama.

D. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri, atau istilahnya adalah Culturial-Determinism. Herkovits memandang kebudayaan ebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

E. Unsur-Unsur Kebudayaan
Terdapat beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai unsur kebudayaan.
Menurut Melville J. Herskovits terdapat 4 unsur pokok, yaitu :

  • alat-alat teknologi
  • sistem ekonomi
  • keluarga
  • kekuasaan politik
Menurut Bronislaw Malinowski, terdapat 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
  • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekililingnya.
  • organisasi ekonomi
  • alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan dengan keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
  • organisasi kekuatan (politik).
Sedangkan menurut C. Kluckohn mengemukakan terdapat 7 unsur kebudayaan secara universal, yaitu 
  • bahasa
  • sistem pengetahuan
  • sistem teknologi dan peralatan
  • sistem kesenian
  • sistem mata pencarian hidup
  • sistem religi
  • sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakata

F. Wujud Kebudayaan
Menurut J. J Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud Ideal), kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak. Wujud kebdayaan ini terletak dalam pemikiran warga mayarakat.
  • Aktivitas (tindakan), sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu sendiri. Sering pula disebut dengan sistem sosial, terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pula tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
  • Artefak, wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam mayarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang nyata. Sifat ini lah yang paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
  • Nilai-nilai Budaya, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasa yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah.
  • Sistem Budaya, bersifat abstrak sehiingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
  • Sistem Sosial, merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang telah ditentukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
  • Kebudayaan Fisik, merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret, misalnya bangunan candi Borobudur.
G. Orientasi Nilai Budaya
Terdapat bnyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh budaya yang ada didunia. Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki orientasi yang hampir sama terhadap yang lainnya. Terdapat lima masalah dasar hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia.
  • hakekat hidup
  • hakekat karya
  • orientasi waktu
  • pendangan terhadap alam
  • hubungan manusia dengan manusia
H. Perubahan Kebudayaan
Meruapakan suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi dengan fungsinya sebagai kehidupan.

Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan. Faktor yang medorong perubahan adalah adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki poteni mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi. Adanya individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda, serta adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah. Sedangkan faktor yang menghambat perubahan kebudayaan adalah adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti adat istiadat dan keyakinan agama. Adanya individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tua.

Terdapat faktor intern dan ekstern yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan.
Faktor Intern
  • perubahan demografis
  • konflik sosial
  • bencana alam
  • perubahan lingkungan alam
Faktor Ekstern
  • perdagangan
  • penyebaran agama
  • peperangan
I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan. Kebudayaan ibarat ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut, sebab kebudayaan timbul karena hasil karya cipta dari manusia itu sendiri. Dengan kebudayaan dapat mengatur kehidupan manusia untuk hidup bersosialisasi dengan manusia lain disekitarnya. 

Hakikat manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kebudayaan dapat hilang karena masuknya kebudayaan lain, oleh sebab itu manusia harus menjaga kebudayaan yang memang dianut sejak dahulu.

J. Pendekatan Kesusastraan
Hampir di setiap seni termasuk sastra memegang peran penting dalam kehidupan berbudaya manusia. Pada umumnya mencakup filsafat, teolog, seni, dan cabang-cabangnya termasuk seni, sejarah, dan cerita rakyat. Karena seni merupakan ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi karena nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sastra mempunyai peran penting karena sastra menggunakan bahasa untuk mengatur hubungan antar sesama.

K. Ilmu Budaya Dasar Dikaitkan dengan Prosa
Prosa lebih diartikan sebagai cerita fiksi yang mempunyai pemeran, lakuan, peritiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal. Istilah ini umumnya dipakai untuk roman, cerita pendek atau novel. Dalam satra Indonesia dikenal prosa lama yang meliputi: dongeng, hikayat, sejarah, epos, cerita pelipur lara, dan prosa baru yang meliputi: cerita pendek, roman atau novel, biografi, kisah dan otobiografi.

L. Nilai-Nilai dalam Prosa
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita prosa fiksi langsung maupun tidak langsung membawa pesan moral. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Prosa fiksi memberikan kesenangan, informasi, wrisan kultural, dan kesimbangan wawasan. Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi 2 yaitu karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya dan karya satra yang menyuarakan gejolak zamannya. Ilmu Budaya Dasar menitikberatkan pada manusia dan persoalannya dan ada pula yang menyuarakan keduanya.

M. Ilmu Budaya Dasar Dihubungkan dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sastra bagian dari kesenian dan kesenian unsur dari kebudayaan. Puitisasi, keartistikan dari keestetikaan bahasa puii oleh kreativitas sang penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan figura bahasa, kata-kata yang ambiguitas, kata-kata yang berjiwa, kata yang konotatif, dan pengulangan. Puisi berisi potret kehidupan manusia yang menyuguhkan suasana dan peristiwa kehidupan manusia. Alasan yang mendasar dalam penyajian puisi pada IBD :
  • hubungan puisi dengan pengalaman hidup
  • puisi dan kesadaran individual
  • puisi dan keinsyafan sosial

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
https://www.academia.edu/12753841/Kebudayaan_Barat_dan_Kebudayaan_Timur
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Unsur-Unsur
https://id.scribd.com/doc/98387707/Makalah-Orientasi-Nilai-Budaya
https://www.academia.edu/6532039/KONSEP_ILMU_BUDAYA_DASAR_DALAM_KESUSASTRAAN

Monday, January 28, 2019

Review Materi - Pengantar Ekonomi & Manajemen


     1.      Konsep Ekonomi
Menyadari kebutuhan manusia yang tak terbatas, sedangkan di lain pihak kemampuan alam dalam menyediakan kebutuhan manusia tersebut terbatas, melahirkan suatu kondisi kelangkaan (Scarcity). Suatu barang/jasa dikatakan langka jika jumlah yang diinginkan lebih besar dari yang dapat disediakan, maka terjadi perebutan. Dengan demikian, untuk mendapatkan barang/jasa yang langka tersebut individu/perusahaan bersedia membayar dengan harga tertentu, maka barang/jasa yang demikian disebut dengan barang (objek) ekonomi. Sementara itu, proses terjadinya transaksi pemindahan kepemilikan barang dari satu pihak ke pihak lain disebut dengan transaksi ekonomi. Dengan demikian, transaksi ekonomi akan terjadi sekurang-kurangnya bila ada dua pihak yaitu pihak penyedia barang (penjual) dan pihak pemakai (pembeli). Penjual mungkin hanya sebagai supplier (pedagang) dan mungkin juga sebagai produsen (membuat langsung) barang tersebut. Begitu pula dengan pembeli, mungkin hanya sebagai pedagang yang akan menjual kembali barang yang barudibelinya tersebut atau pemakai (konsumen) langsung dari barang yang dibelinya.
Orang/kelompok/perusahaan yang secara simultan melakukan kegiatan transaksi ekonomi disebut dengan pelaku ekonomi (economic entity). Sementara itu, kegiatannya disebut dengan kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kegiatan ekonomi adalah suatu konsep aktivitas yang berorientasi pada proses untuk mendapatkan keuntungan ekonomis (profit) dengan adanya perbedaan nilai manfaat (value) dari suatu objek akibat dari adanya perbedaan waktu, tempat, sifat atau kepemilikan terhadap objek tersebut.
Nilai ekonomi dari suatu objek akan singat tergantung dari hukum kebutuhan dan ketersediaan (supply rind demand). Dimana jika suplay banyak demand kecil maka harganya jadi turun dan sebaliknya jika supply sedikit permintaan banyak harga naik, untuk jelasnya lihat grafik supply demand (Gambar 1.1). Oleh karena itu setiap, pelaku ekonomi perlu memahami dart mengetahui kondisi supply demand tersebut secara baik dan memanfaatkan situasi itu sebagai peluang dalam mendapatkan keuntungan ekonomisnyasecara optimal.

 
Gambar 1.1 Grafik Fungsi Supply-Demand

    2.      Ekonomi Teknik dan Perancangan Teknik
Kegiatan teknik adalah suatu konsep kegiatan manusia yang berorientasi pada proses perbaikan/perubahan sifat maupun bentuk dari benda-benda alam dalam rangka mendapatkan manfaat yang lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana manusia mengubah sifat dan fungsi batu-batuan menjadi bangunan, mengubah pasir besi menjadi besi dan baja, mengubah kayu menjadi mobiler atau menjadi kertas, dan sebagainya, yang semuanya merupakan hasil perancangan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan.
Suatu aktivitas teknik akan selalu berawal dengan munculnya ide-ide rancangan teknik yang ingin diterapkan dalam rangka mengatasi keterbatasan-keterbatasan sumber daya alam guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Manusia ingin mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman tanpa banyak mendapat gangguan lingkungan, maka dirancang bangunan sedemikian rupa. Manusia ingin dapat bergerak dan berpindah tempat dari suatu daerah ke daerah lain, maka manusia merancang kendaraan. Manusia membutuhkan berbagai peralatan untuk dapat meringankan berbagai tugas pekerjaannya, maka dirancang peralatan untuk tujuan tersebut.
Pada awalnya para perancang teknik masih lebih banyak memfokuskan rancangannya pada aspek-aspek teknis Baja, yaitu bagaimana rancangannya tersebut dapat dilaksanakan secara teknis, tanpa begitu memerhatikan aspek efisiensi pemakaian sumber daya. Hal itu dimungkinkan karena sumber daya yang dibutuhkan masih relatif banyak (murah). Namun, dengan semakin terbatasnya sumber daya alam dan semakin mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat sumber-sumber daya alam tersebut, semua perancang teknik (engineer) dituntut untuk dapat menghasilkan rancangan-rancangan yang lebih efektif dan efisien. Tuntutan tersebut akan lebih nyata lagi jika hasil rancangan tersebut ditujukan sebagai bagian dari kegiatan ekonomi perusahaan, di mana semakin tingginya tingkat kompetisi usaha, menuntutsetiap pengusaha dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang kompetitif, artinya setiap produk yang dibuat harus dikerjakan secara efektif dan efisien. Dalam rangka menjamin dihasilkannya produk-produk engineering yang efektif dan efisien Berta kompetitif tersebut, maka proses rancangannya perlu dilakukan secara baik, sistematis, dan terukur. Adapun prosedur rancangan yang baik dan sistematis tersebut dapat dijelaskan dengan flow-chart berikut (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Flowchart
3.      Konsep Biaya
A.     Pengertian Biaya
Dalam membicarakan biaya sebenarnya diketahui ada dua istilah atau terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut.
1.       Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.
2.       Pengeluaran (expense), yang dimaksud dengan expence ini biasanya yang berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil yang ddiarapkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) mempunyai pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expenses). Oleh karena itu, untuk pembicaraan selanjutnya, maka biaya yang dimaksud adalah pengertian biaya (cost) di atas.
B.      Klasifikasi Biaya
Konsep dan istilah-istilah biaya telah berkembang selaras dengan kebutuhan disiplin keilmuan dan profesi: (ekonom, akuntan, insinyur, atau desainer) sehingga dalam mengklasifikasikan biaya banyak pendekatan yang dapat ditemui. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bahasan buku ini, setidaknya kita perlu melihat klasifikasi biaya sebagai berikut:
1.       biaya berdasarkan waktunya;
2.       biaya berdasarkan kelompok sifat penggunaannya;
3.       biaya berdasarkan produknya;
4.       biaya berdasarkan volume produk.

1.      Biaya Berdasarkan Waktu
Biaya berdasarkan waktu dapat pula dibedakan atas:
a.       Biaya masa lalu (hystorical cost), yaitu biaya yang secara riil telah dikeluarkan yang dibuktikan dengan catatan historis pengeluaran kegiatan.
b.      Biaya perkiraan (predictive cost), yaitu perkiraan biaya yang akan dikeluarkan bila kegiatan itu dilaksanakan.
c.       Biaya aktual (actual cost), yaitu biaya yang sebenarnya di keluarkan.

2.      Biaya Berdasarkan Kelompok Sifat Penggunaannya
Biaya berdasarkan klasifikasi penggunaan setidaknya dapat dibedakan atas  tiga jenis.
a.       Biaya Investasi (Investment Cost)
yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut.
b.      Biaya Operasional (Operational Cost)
yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan.
c.       Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga/menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan. 

3.      Biaya Berdasarkan Produknya
Proses pengelompokan biaya berdasarkan produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu biaya pabrikasi dan biaya komersial.
1)      Biaya Pabrikasi (Factory Cost)
Biaya pabrikasi (factory cost) atau sering juga disebut dengan biaya produksi (production cost) adalah jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya ini secara langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost.
2)      Biaya komersial (Commercial Cost)
Biaya komersial merupakan akumulasi biaya yang untuk membuat produk itu dapat dijual di luar biaya produksi, dan dipergunakan biasanya untuk menghitung harga jual produk. 

4.   Biaya Berdasarkan Volume Produk
Beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak berubah terhadap jumlah produksi. Oleh karena itu, manajemen perlu memerhatikan beberapa kecenderungan biaya tersebut untuk dapat merencanakan dan mengendalikan efek biaya terhadap volume produksi.

4.   Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu
Jika kita pemah punya uang RpI00.000,00 sepuluh tahun yang lalu tentu masih bisa kita ingat bahwa uang senilai itu jika dibelanjakan sudah bisa membeli sejumlah belanjaan keluarga. Namun, bila uang Rp100.000,00 saat ini dibelanjakan pada barang yang sama mungkin hanya bisa dapat setengahnya, walaupuns ebenarnya uang Rp100.000,00 waktu itu masih tetap Rp.100.000,00 seperti saat ini, tetapi nilai tukarnya sudah berubah. Oleh karenaitu, perlu diketahui adanya dua konsep matematis yang berbeda saat kita berbicara tentang uang, yaitu konsep jumlah uang dan konsep nilai uang. Konsep jumlah uang tidak berbeda dengan konsep besaran-besaran matematis biasa, di mana bila dua atau lebih himpunan bilangan yang ditambahkan maupun dikurangi hasil penjumlahannya akan sama kapan pun saatnya dilakukan. Contoh jika bilangan 14, 17, 93, 24 dijumlahkan hasilnya akan menjadi148 yaitu hash dari 14 +17 + 93 + 24 = 148. Berbeda dengan nilai uang, jika dua atau lebih himpunan uang yang berbeda waktunya dijumlahkan akan menghasilkan jumlah nilai yang berbeda. Contohnya jika uang tahun 1990 RpI00.000,00, tahun1995 Rp240.000,00, dan tahun 2000 Rp350.000,00, jika dijumlahkan hasilnya adalah Rp690.000,00, namun nilainya tidak sama dengan Rp690.000,00, karena uang yang dijumlahkan diterima pada waktu yang berbeda. Hal tersebut disebabkan adanya konsep nilai uang terhadap waktu, yang disebut dengan "Time value of money" yang artinya: Nilai uang berubah bersamaan dengan perubahan waktu.

Gambar 4.1 Perubahan Nilai Uang Terhadap Waktu
5.      Bunga
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian uang
yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada dasarnya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman sehingga besarnyabunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat penurunan nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai kekayaan yang bersangkutan relatif tetap dan stabil.
1.      Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode dikalikan 100%, atau:
 
2.      Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem perhitungan bunga hanya didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya yang belum dibayar tidak termasuk faktor pengali bunga.
3.      Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga dimana bunga tidak hanya dihitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan, dengan kata lain bungayang berbunga.

6.      Aplikasi Nilai Uang Terhadap Waktu
 
1.      Net Present Value
   NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
      Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Kriteria NPV :
·         NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan.
·         NPV < 0 ( nol) → usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan.
·         NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value.

2.      Future Worth Value
Future worth analysis (analisis nilai masa depan) didasarkan pada nilai ekuivalensi semua arus kas masuk dan arus kas keluar di akhir periode analisis pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR). Oleh karena tujuan utama dari konsep time value of money adalah untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi ekonomis yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi-situasi keputusan investasi modal.
Hasil FW alternative sama dengan PW, dimana FW = PW (F/P,i%,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang dihasilkan bersifat relatif terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau masa depan. Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai FW ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan FW terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independen, dipilih semua alternatif yang memiliki FW ≥ 0.

3.      Annual Worth Value
Annual Worth Analysis / Metode Annual Worth (AW) atau disebut juga Annual Equivalent yaitu metode dimana aliran kas masuk dan kas keluar didistribusikan dalam sederetan nilai uang tahunan secara merata (sama besar), setiap periode waktu sepanjang umur investasi, pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR).

4.      Internal Rate of return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Pada dasarnya “internal rate of return” harus dicari dengan cara “trial and error” dengan serba coba-coba. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error dengan cara sebagai berikut :
a) Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dbawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
b) Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.

7.      Permintaan
Permintaan ialah sejumlah barang atau jasa yang diminta atau dibeli oleh konsumen dengan tingkat harga dan waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Contohnya : anda membeli 1 dus air mineral dipasar.
Bunyi hukum permintaan ialah :
“Jika harga suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan turun. Sebaliknya, jika harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang akan diminta akan meningkat (Cateris Paribus)”
Jenis-Jenis permintaan dibagi menjadi dua, yaitu:

1.       Berdasarkan Daya Beli
a.       Permintaan Efektif
permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai oleh daya beli. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen memang membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya.
b.      Permintaan Absolut
permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak disertai oleh daya beli. Pada permintaan absolut ini, konsumen tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang mereka inginkan.
c.       Permintaan Potensial
permintaan terhadap barang atu jasa yang disertai oleh daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya.
2.       Berdasarkan Jumlah yang Melakukan Transaksi
a.       Permintaan Individu
Permintaan individu ialah permintaan seseorang terhadap barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
b.      Permintaan Kelompok
Permintaan kelompok ialah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat terhadap barang/jasa yang terjadi secara bersamaan.

3.       Kurva Permintaan

4.       Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah tingkat kepekaan (reaksi) perubahan jumlah barang atau jasa yang diminta terhadap perubahan harga. Untuk menentukan besarnya elastisitas harga permintaan bisa dilakukan dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Atau
Keterangan:
Ep = Koefisien elastisitas permintaan
P = Harga awal
Q = Jumlah yang diminta mula-mula (awal)
ΔQd = Perubahan jumlah yang diminta
ΔP = Perubahan harga
1.       Macam-macam elastisitas permintaan :
a.       Permintaan Elastis (Ep > 1)
b.      Permintaan Elastis Sempurna (Ep = ~)
c.       Permintaan Inelastis (Ep < 1)
d.      Permintaan Inelastis  Sempurna (Ep = 0)
e.      Permintaan Elastis Satuan (Ep = 1)
2.       Faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
a.       Ketersediaan barang subtitusi terhadap suatu barang
b.      Intensitas kebutuhan
c.       Pendapatan konsumen
d.      Tradisi

8.      Penawaran
Pengertian penarawan adalah sejumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu.
1.       Hukum Penawaran
Berkebalikan dengan hukum permintaan, peningkatan harga barang/jasa akan menyebabkan penwaran terhadap barang/jasa tersebut meninngkat dan sebaliknya, dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
2.       Faktor yang mempengaruhi penawaran
a.       Biaya produksi
b.      Teknologi
c.       Harapan akan harga masa depan
3.       Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan fungsi antara harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan.
4.       Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah tingkat kepekaan (reaksi) perubahan jumlah barang atau jasa terhadap perubahan harga. Besarnya pengaruh perubahan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan harga dapat diukur dengan koefisien elastisitas penawaran, yakni:

Atau
Keternagan:
Es = Koefisien elastisitas penawaran
P = Harga awal
ΔP = Perubahan harga
Q = Jumlah yang ditawarkan mula-mula
ΔQ = Perubahan jumlah yang ditawarkan

Macam-Macam Elastisitas Penawaran
a.       Penawaran Elastis (Es > 1)
b.      Penawaran Elastis Sempurna (Es = ~)
c.       Penawaran Inelastis (Es < 1)
d.      Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
e.      Penawaran Elastisitas Satuan (Es = 1)


 Note : Font error (ada font size yang tiba-tiba berubah saat di copy dari word).

Referensi :
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/hukum-permintaan-dan-penawaran-pengertian-jenis-dan-kurva/
https://www.studiobelajar.com/permintaan-dan-penawaran/ 
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html
Giatman, M., MSIE. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.