Wednesday, May 29, 2019

Cinta Kasih, Keindahan, dan Penderitaan

photo of bramardianto.com

     Selamat datang di blog saya. Blog ini ditujukan sebagai media pengumpulan tugas mata kuliah softskill Universitas Gunadarma. Mohon maaf apabila tulisan ini terkesan "kejar target" atau "copast" sana sini. Tapi saya selalu belajar untuk mengerjakannya lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Pada postingan kali ini saya akan membahas bab 4-7 dimana topiknya cukup menarik.

BAB I : DAFTAR ISI

Bab 4 & 5 : Mampu menjelaskan tentang cinta kasih dan kaitannya dengan kehidupan manusia
  • Pengertian cinta kasih
  • Unsur-unsur cinta
  • Tiga unsur dalam segitiga cinta
  • Tingkatan cinta 
  • Cinta menurut ajaran agama
  • Bentuk-bentuk cinta
  • Kasih sayang
  • Kemesraan
  • Pemujaan
  • Belas kasihan
  • Cinta kasih erotis
Bab 6 : Mampu menjelaskan pengertian keindahan, renungan, dan keserasian
  • Pengertian keindahan
  • Membedakan keindahan sebagai kualitas abstrak dan sebagai suatu benda
  • Pengertian keindahan seluas-luasnya
  • Pengertian nilai estetik, serta membedakan pengertian nilai intrinsik dan ekstrinsik
Bab 7 : Mampu menjelaskan tentang kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia
  • Pengertian penderitaan
  • Contoh-contoh penderitaan
  • Pengertian siksaan
  • Pengertian phobia
  • Jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis
  • Penyebab seseorang ketakutan

BAB II : ISI

A. CINTA KASIH DAN KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA

 photo of ameliadevina.com

1. Cinta kasih
    Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. 
    Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Sering kali cinta dikaitkan dengan nafsu, namun terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu :
  • Cinta bersifat manusiawi.
  • Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
  • Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut. 
2. Unsur-unsur cinta
    Cinta juga menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu:
  • Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
  • Tanggung jawab, tindakan yang benar-benar berdasarkan atas sukarela, biasanya mengarah kepada kewajiban yang harus ditanggung.
  • Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain agar mau membuka dirinya.
  • Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Selain untuk mengetahui siapa orang lain, metode pendekatan digunakan untuk mengetahui lebih dalam lagi sisi lain dari orang tersebut.
3. Tiga unsur dalam segitiga cinta
    Menurut Robert J. Sternberg, mengemukakan teori The Triangular Theory of Love, disebutkan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
  • Keterikatan, komponen yang berkaitan dengan pola pikir meliputi keputusan untuk mencintai dan tetap bersama dengan orang yang dicintai.
  • Keintiman, yaitu komponen yang meliputi kedekatan diri yang mengarah pada hubungan, kehangatan, dan kepercayaan.
  • Kemesraan, komponen motivasional yang didasarkan pada dorongan dari dalam diri serta berhubungan dengan hasrat fisik.
4. Tingkatan cinta
  1. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Dimana ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena hanya menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Sesuatu yang diinginkan itu biasanya berwujud materi.
  2. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya, yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasihnya mendapatkan kebahagiaan, kesenangan, terhindar dari bahaya, dsb. Terkadang berani mengambil resiko yang besar dalam melakukan hal-hal tersebut, melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan, dan sesuatu yang tidak masuk akal.
  3. Cinta atas dasar mengharap ridho Tuhan sekaligus ridho kekasih. Dimana pada tingkatan ini orang yang melakukannya tulus mengharap ridho kekasih dan ridho Sang Pencipta. 
5. Bentuk-bentuk cinta
     Menurut salah satu tokoh terkenal psikologi, yaitu Robert J. Sternberg, terdapat beberapa bentuk cinta yaitu sebagai berikut :

1. Suka 
    Suka, tingkatan cinta yang paling sederhana dan rendah. Rasa suka hanya sebatas pada ketertarikan terhadap individu atau objek lain. Suka merupakan bentuk cinta yang mungkin tidak memiliki suatu hubungan lebih dari sekedar pertemanan, persahabatan, atau ketertarikan asja. Suka biasanya menjadi awal mula dari terbentuknya sebuah rasa cinta.

2. Cinta gila
    Biasanya hanya dilandasi oleh perasaan nafsu semata saja. Seseorang memiliki motif untuk mencintai sesuatu karena perasaan yang sifatnya memang adalah obsesi semata. obsesi yang ada mungkin akan meledak-ledak karena ketika menginginkannya hanya akibat nafsu saja. Apabila nafsu tersebut hilang, maka rasa cinta yang ada juga bisa hilang begitu saja.

3. Cinta hampa
    Berkebalikan dengan cinta gila, cinta hampa justru terjadi ketika kita mengalami rasa sayang dan suka, tetapi tidak disertai dengan keintiman dan komitmen yang kuat. Cinta yang ada hanya sebatas pada rasa sayang dan "formalitas" saja.

4. Cinta saling melengkapi
    Cinta yang saling melengkapi merupakan bentuk keseimbangan antara cinta gila dan juga cinta hampa. Didalamnya, ada gairah atau nafsu yang diiringi dengan bentuk komitmen dan tanggung jawab. Cinta yang saling melengkapi ini akan membentuk suatu perasaan yang saling terikat tanpa harus memberikan suatu judgement tertentu.

5. Cinta sempurna
    Sternberg menjelaskan, cinta itu terdiri dari tiga macam unsur, yaitu gairah, keintiman, dan kasih sayang. Apabila ketiga unsur ini sama-sama kuat, maka akan terbentuklah cinta yang sempurna. Biasanya dengan cinta yang sempurna ini, kita dan pasangan akan menjalankan hubungan yang sangat kuat. Bentuk cinta ini bisa dibilang sebagai sebuah relationship goal.

6. Cinta romantis
    Cinta yang romantis, umumnya terbentuk ketika unsur kasih sayang lebih menonjol dibandingkan unsur yang lainnya. Kita mungkin akan melihat banyak hal-hal yang sifatnya sangat indah dan menarik. Romansa-romansa terbentuk dengan adanya jenis cinta ini. Sayangnya karena hanya satu unsur saja yang menonjol, maka bisa saja bentuk romantis yang ditunjukkan dalam jenis cinta ini tidak bertahan lama, sebab tidak ada unsur keintiman atau gairah yang akan menciptakan komitmen dalam jangka panjang.

Masih terdapat 4 bentuk cinta menurut teori psikologi, yaitu:

7. Philia / Platonis
    Cinta yang disebut Philia ini merupakan cinta yang ditunjukkan oleh dua orang yang bersahabat. Dikenal juga sebagai bentuk cinta Platonis.Cinta Platonis tidak berlandaskan oleh nafsu, sehignga bentuk cinta ini lebih cenderung pada persahabatan, ketergantungan, dan kepercayaan.

8. Pragma
    Seiring dengan berjalannya waktu, cinta akan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komitmen bersama. Inilah yang disebut dengan pragma, bentuk cinta ini umumnya akan dipupuk sedikit demi sedikit hingga tumbuh seiring berjalannya waktu. Jenis cinta ini umumnya juga memiliki sifat yang praktis, dimana tujuan akhir dari proses saling mencintai tersebut adalah tentang bagaimana kita bisa saling menyanyangi.

9. Agape
    Agape menggambarkan bentuk cinta tanpa syarat yang bisa dilakukan secara universal. Biasanya disini aspek spiiritual menjadi landasan timbulnya cinta tersebut. Seseorang mungkin akan memiliki rasa cinta hanya karena keinginannya saja yang memang ingin untuk menyanyangi sesuatu. Kebutuhan akan rasa menyanyangi inilah yang kemudian disebut agape.

10. Storge
    Merupakan jenis cinta yang terjadi didalam hubungan keluarga. Seperti misalnya rasanya cinta orang tua kepada anak, adik kepada kakak dan sebagainya. Bentuk cinta ini adalah salah satu bentuk cinta dalam psikologi yang memang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kasih sayang
    Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam-macam cinta, yaitu:
  • Cinta persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan SARA.
  • Cinta keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  • Cinta erotis, kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesungguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, didalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  • Cinta diri sendiri, yaitu bersumber dari diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani. 
7. Kemesraan
    Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib, sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. 
    Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
  • Kemesraan dalam tingkat remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas, yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitas yang kuat.
  • Kemesraan dalam rumah tangga, terjadi antara pasangan suami-istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun-tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
  • Kemesraan manusia usia lanjut, kemesraan bagi manusia berbeda pada usia-usia sebelumnya. Pada masa ini biasanya diwujudkan dengan menghabiskan waktu bersama, dsb.
8. Pemujaan
    Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pemujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan, dan Tuhan YME. Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti, nilai, dan makna dari kehidupan yang sebenarnya. 
    Cara pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Berbagai seni sebagai manifesti pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.

9. Belas kasihan
    Belas kasihan merupakan emosi manusia yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain. Perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan yang dialami orang lain. Sama halnya saat kita melihat orang yang lebih membutuhkan, maka disitulah rasa empati kita untuk menolongnya.
    Menurut pendapat penulis, cinta dan belas kasihan itu berbeda jauh. Cinta tidak didasari pada rasa belas kasihan, karena pada dasarnya cinta adalah saling melengkapi, bukan karena terdapat rasa belas kasihan terhadap salah satu pasangan. Sedangkan belas kasihan juga tidak didasari pada rasa cinta. Kita mungkin ingin membantu orang yang lebih membutuhkan, namun semata-mata bukan karena cinta, tapi karena rasa empati untuk mengurangi beban orang tersebut. Melihat orang yang lebih membutuhkan, lalu tergerak hatinya, dan bertindak untuk membantu orang tersebut, merupakan kunci dalam belas kasihan.

10. Cinta kasih erotis
    Cinta kasih erotis, kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Cinta kasih erotis bersifat eksklusif, bukan universal. Cinta kasih erotis kerap kali dicampurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupa jatuh cinta. Pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
    Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan.
    Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, ering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan sdiartikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya dan menerima pribadi orang lain. Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, berbeda dengan kebudayaan zaman sekarang dimana gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih dianggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.

B. KEINDAHAN, RENUNGAN, DAN KESERASIAN

photo of idntimes.com
 
1. Keindahan
    Menurut KBBI, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus, benar atau elok. Berasal dari kata "indah", sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya atau merasakannya.
     Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat. Keindahan membuat diri manusia terkagum-kagum akan suatu pesona dari manusia, benda, lingkungan, tempat tinggal, maupun pemandangan alam yang dilihatnya.
    Keindahan ternyata memiliki fungsi, yaitu dimana keindahan yang alami dapat memunculkan suatu inspirasi yang sunguh luar biasa. Karena dengan sesuatu yang indah akan membuat pikiran menjadi lebih jernih, sehingga lebih mudah mendapatkan inspirasi. Dari sini lah orang akan cenderung merenung untuk menikmati keindahan sebagai sumber inspirasinya.
 
2. Keindahan sebagai kualitas abstrak dan sebagai suatu benda
    Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat non-realistik dimana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita
    Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang dimana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya. 
    Keindahan sebagai benda tertentu yang menunjukkan keindahan memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak dimana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
    Jadi, apabila dilihat perbedaan keduanya, keindahan tersebut dilihat terhadap objek yang dipandang, apakah objek tersebut jelas, mudah diterima, maupun dipahami oleh kalangan umum.
 
3. Keindahan secara luas
    Keindahan dalam arti luas mengandung ide kebaikan. Plato menyebutnya sebagai watak yang indah dan hukum yang indah. Sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik juga menyenangkan. Pengertian keindahan dalam arti estetik murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya. Adapun pengertian keindahan dalam arti terbatas, hanya benda-benda yang dapat diserap oleh penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetis.
    Para filosof mendefinisikan keindahan sebagai suatu kesatuan hubungan yang formal pengamatan, yang dapat menimbulkan rasa senang. Dengan batasan tersebut, orang sering mencampuradukkan pengertian keindahan dan seni. Padahal kesenian mempunyai segala yang lebih kongkret dari keindahan.
    Keindahan dalam arti luas meliputi:
  • Keindahan jasmani dan rohani dapat diibaratkan keindahan jiwa maupun raga yang dimiliki oleh manusia.
  • Keindahan seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung maupun lukisan.
  • Keindahan alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam dan dapat dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
  • Keindahan moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap individu manusia.
  • Keindahan intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir cerdik.
 
4. Nilai estetik
    Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mencakup dalam keindahan. Nilai tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu nilai ekstrinsik dan intrinsik.
    Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya. Contohnya adalah puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, dan baris.
    Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya adalah pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui puisi itu sendiri.
 
C. KENYATAAN-KENYATAAN YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
 
  photo of medium.com
 
1. Penderitaan
    Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa Sansekerta dimana artinya adalah menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dll.
    Penderitaan adalah rasa sakit baik sakit secara fisik maupun psikis yang dialami oleh seseorang, dan pihak yang menderita "menanggung beban" atas derita yang dialaminya. Namun tidak dikatakan "menderita" manakala seseorang meski secara fisik terluka tetapi secara psikis tidak terluka, dan tidak menanggung beban. Artinya, dapat dikatakan menderita manakala terdapat nuansa "menanggung beban derita" yang hal tersebut tergantung dari hati/jiwa yang dimiliki seseorang.
 
2. Contoh-contoh penderitaan
    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
    Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijahui dan tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri, atau disebut juga dengan faktor internal dan eksternal.
    Dalam diri manusia ada cipta, rasa, dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhui barulah manusia akan merasa senang atau bahagia, dan jika tidak maka akan menderita. Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden).
    Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam, yaitu:
  • Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
  • Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
    Sebab banyak dijumpai, ada orang-orang yang secara fisik tidak mempunyai harta tetapi kehidupannya tetap bahagia dan menganggap ketidakpunyaan akan harta bukan derita baginya. Sehingga mereka merasa kehidupannya tetap berjalan dengan baik tanpa merasakan penderitaan secara jiwa. Namun tidak sedikit juga yang berbanding terbalik dimana orang yang mapan secara fisik namun dalam hatinya menderita.
    Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
  • Nasip buruk, penderitaan ini dikarenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya.
  • Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering dijumpai dan sangat sedih tentunya, tapi kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut-larut.
  • Kemiskinan, banyak orang yang menderita karena kemiskinan, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan.
3. Siksaan
    Penderitaan biasanya disebabkan oleh siksaan, baik fisik maupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan (Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk introgasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
    
4. Phobia
    Menurut Nevid, phobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya. Phobia adalah ketakutan yang berlebihan, seringkali tidak dapat dijelaskan secara rasional dan tidak sesuai dengan realita. Misalnya, individu dapat mengalami phobia terhadap lingkungan sosialnya, sehingga tidak berani berada ditempat/situasi yang ramai. Padahal, situasi ramai tersebut bukanlah sesuatu yang berbahaya dan orang-orang pun belum tentu memberikan penilaian negatif atau tatapan sinis kepada dirinya. Namun, bagi individu yang phobia sosial, maka ia akan tetap menanggap bahwa berada ditengah kerumunan masyarakat merupakan hal yang berbahaya dan tidak nyaman.
    Individu dikatakan mengalami phobia apabila memenuhi karakteristik sebagai berikut:
  • Mengalami ketakutan yang luar biasa, tidak masuk akal, dan persisten terhadap kehadiran suatu objek atau situasi.
  • Individu menyadari bahwa perasaan takut tersebut berlebihan dan tidak masuk akal.
  • Individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan phobia, atau bila tidak dapat dihindari, individu akan merasakan stress dan kecemasan yang hebat.
  • Perasaan takut yang intens tersebut secara signifikan mempengaruhi dan mengganggu kehidupan sehari-hari individu, baik didalam pekerjaan/sekolah ataupun fungsi sosial.
  • Untuk individu dibawah usia 18 tahun, keadaan tersebut sudah berlangsung minimal selama 6 bulan.
    Penyebab orang mengalami phobia adalah sebagai berikut:
  • Pengalaman menakutkan yang secara psikologis tidak dapat terselesaikan dengan baik.
  • Mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
  • Dipelajari dari usia anak-anak, misalnya anggota keluarganya mengalami arachnophobia, maka anak dapat mengalaminya juga karena "mempelajari" anggota keluarnya. 
5. Jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis
  • Kebimbangan
Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami sehingga siksaan itu akan berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya, ia akan cepat mengambil suatu keputusan sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
  • Kesepian
Dialami oleh seseorang dimana rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami petapa. Kesepian juga merupakan wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai makhluk sosial, maka seseorang memerlukan orang lain, maka untuk mengalahkan rasa kesepian, orang perlu cepat mencari lawan bicara yang dapat diajak berkomunikasi. Pada umumnya yang dapat dijadikan lawan bicaranya adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami olehnya.
  • Ketakutan
Merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut phobia yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga, dsb. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat menggangu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami oleh seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
 
5. Penyebab seseorang ketakutan
    Penyebab seseorang ketakutan bermacam-macam dan berbeda-beda pada setiap individu. Bahkan ada individu yang takut akan seseuatu, namun mungkin saja tidak pada orang lain. Ketakutan biasanya muncul karena seseorang mengalami atau menyaksikan sesuatu yang tragis atau seram sehingga seseorang tersebut menjadikannya sebagai sesuatu yang berbahaya. 
    Ketakutan dapat disebabkan juga oleh trauma psikis, misalnya pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan atau dipermalukan sehingga kedepannya seseorang tersebut dapat mengalami kesulitan untuk beraktifitas, misalnya kurang percaya diri saat berada dilingkungan ramai.


Referensi:
https://www.academia.edu/8556214/Ilmu_Budaya_Dasar_Manusia_dan_Cinta_Kasih
https://www.hipwee.com/opini/7-tipe-cinta-yang-harus-kalian-ketahui/
https://dosenpsikologi.com/jenis-jenis-cinta-dalam-psikologi
http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/5a7be96f865eacfc498b4578/872ce73e7a765934bdd6caee7ec3c47d.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15980/BU%20Psikologi%20Penderitan%20gabungna.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://pijarpsikologi.org/mari-pahami-apa-itu-fobia/
Nevid, Jeffrey S. 2014. Abnormal Psychology in Changing World, 9th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.