Thursday, November 29, 2018

Bab 2: Konsep-Konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi



2.1 Terminologi Biaya
A. Konsep Biaya
Persatuan Akuntansi Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai expense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual, maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.

B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan
1. Biaya Produksi

Adalah biaya –biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya operasi pabrik.
2. Biaya Penjualan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan,
Biaya gaji para pramuniaga, biaya distribusi barang, dan gaji manajer pemasaran.
3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum, seperti gaji para eksekutif, biaya penyelenggaraan akuntasi, gaji pegawai bagian administrasi, dan biaya habis pakai.

C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perioda
1. Biaya Produk

Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang/produk. Biaya-biaya ini dipertemukan (ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
2. Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya (ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen harga pokok persediaan dan karenanya disebut juga noniventoriable cost. Contoh biaya perioda adalah gaji manajer pemasaran, gaji direktur, penyusutan gedung kantor administrasi, biaya iklan, biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran, rekening langganan koran, biaya telpon, dan lain sebagainya.

D. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Penelusuran Objek Biaya
1. Biaya Langsung

Adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk manfaat objek biaya itu sendiri.
2. Biaya Tak Langsung
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke salah satu objek biaya tertentu, karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut common cost.

E. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan
1. Biaya Tetap

Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.
2. Biaya Variabel
variable cost adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan. Perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku, komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.

F. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kendali Manajer
1. Biaya Terkendali

Adalah biaya yang secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada perioda tertentu.
2. Biaya Tak Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda tertentu.

G. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan
1. Biaya Relevan

Adalah biaya akan terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan. Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy merek X atau merek Y. Upah operator mesin foto copy mungkin releven dan mungkin tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan ini. Tetapi jika berbeda, maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost.
2. Biaya Tak Relevan
Adalah biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan. Oleh karena itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang digunakan merupakan contoh biaya tak relevan. Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi. Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu.
3. Biaya Terhindarkan
Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C. Jika bagian lini produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut.
4. Biaya Tak Terhindarkan
Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan, maka biaya terhindarkan adalah biaya relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. Biaya penyusutan ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan. Biaya seperti ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.

H. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dampak Keputusan
1. Sunk Cost

Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang, biaya tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan datang. Dengan kata lain, biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan keputusan sekarang.
2. Biaya Tunai
Out of pocket cost adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Sebagai contoh, perusaahan sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan digunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.

I. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pemanfaatan
Opportunity cost adalah manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya (cost saving). Sebagai contoh, sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang. Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya distribusi sekitar Rp36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp36 juta/tahun. Keputusn yang bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling rendah, yakni menyewakan gudang tersebut.

2.2 Lingkup Ekonomi Umum
A. Pengertian Ekonomi
Ekonomi  adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari  beberapa aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.  Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya.
Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada 3 hal pokok yang ada dalam perekonomian:
  1. Produksi
  2. Konsumsi
  3. Perdagangan
Sistem Perekonomian Menurut Dumairy (1966), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.


B. Macam-Macam Sistem Ekonomi 
1. Sistem Perekonomian Kapitalisme
yaitu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan menjual barang dan sebagainya. Dalam sistem perekonomian kapitalis, semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya. 
2. Sistem Perekonomian Sosialisme
yaitu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Sistem Perekonomian Komunisme
adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tak boleh memiliki kekayaan pribadi. Sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis, mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan
4. Sistem Ekonomi Merkantilisme
yaitu suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan memperbanyak aset dan modal yang dimiliki negara.
Sistem Perekonomian Fasisme
yaitu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain, dengan kata lain, fasisme merupakan sikap rasionalism yang berlebihan.

C. Masalah Ekonomi
a. Kebutuhan Manusia
Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi.
Macam-macam kebutuhan manusia :
Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya :
  • Kebutuhan primer / pokok
    Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat mutlak harus dipenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya.
    Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
  • Kebutuhan sekunder / tambahan
    Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua, artinya kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan pokok terpenuhi.
    Contoh: lemari, sepeda, tempat tidur, dan meja kursi.
  • Kebutuhan tersier / kemewahan
    Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.
Kebutuhan menurut waktunya
  • Kebutuhan sekarang
    Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi.
    Contoh: makan, minum, tempat tinggal, dan obat-obatan.
  • Kebutuhan yang akan datang/masa depan
    Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang.
    Contoh: tabungan.
  • Kebutuhan tidak tentu waktunya
    Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya insidental.
    Contoh : konsultasi kesehatan.
  • Kebutuhan sepanjang waktu
    Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu/lama.
Kebutuhan menurut sifatnya
  • Kebutuhan jasmani
    Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan.
    Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat.
  • Kebutuhan rohani
    Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani. Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang yang membutuhkan.
    Contoh: beribadah, rekeasi, kesenian, dan hiburan.
     
Kebutuhan menurut aspeknya
  • Kebutuhan individu
    Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja
    Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter.
  • Kebutuhan sosial (kelompok)
    Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok.
    Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan.

D. Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi
a. Tindakan Ekonomi
adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal.
Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
  • Tindakan ekonomi rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
  • Tindakan ekonomi irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

b. Motif ekonomi
adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi.
Motif ekonomi terbagi dalam dua aspe
  • Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.
  • Motif ekstrinsik, disebut sebagi suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.
Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:
Motif memenuhi kebutuhan
  • Motif memperoleh keuntungan
  • Motif memperoleh penghargaan
  • Motif memperoleh kekuasaan
  • Motif sosial / menolong sesama
c. Prinsip ekonomi
merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.
  
E. Mikroekonomi dan Makroekonomi
1. Mikroekonomi

Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus. 
2. Makroekonomi
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian kesimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :

  • Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
  • Sumber daya tersedia secara terbatas.
  • Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada ruang lingkup kajian ekonomi.

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

·        Harga
  • Ekonomi Mikro  : Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja).
  • Ekonomi Makro : Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan).

·        Unit analisis
  • Ekonomi Mikro adalah   : Ilmu ekonomi yang membahas tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan.
  • Ekonomi Makro adalah  : Ilmu ekonomi yang membahas tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
·        Tujuan analisis
  • Ekonomi Mikro  : Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
  • Ekonomi Makro : Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.

2.3 Optimasi Rancangan yang digerakan Biaya
Untuk masalah-masalah mengoptimalkan rancangan yang digerakkan biaya, dua tugas penting adalah sebagai berikut:
1.       Tentukan nilai optimal untuk variabel rancangan alternatif tertentu.
2.       Pilih alternatif terbaik, masing-masing dengan nilai uniknya sendiri untuk variabel  perancangan.
Secara umum model-model biaya yang dikembangkan dalam masalah-masalah ini terdiri atas tiga jenis biaya:
1.       Biaya-biaya tetap.
2.       Biaya-biaya yang bervariasi langsung terhadap variabel perancangan.
3.       Biaya-biaya yang bervariasi secara tidak langsung terhadap variabel perancangan. Format yang disederhanakan dari suatu model biaya dengan suatu variabel perancangan adalah sebagai berikut:
biaya = aX + bx + k
dimana
a, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasi secara langsung
b, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasi secara tidak langsung
k, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya tetap
X, menyatakan variabel perancangan yang ditanyakan.
Langkah-langkah berikut menguraikan pendekatan umum untuk mengoptimalkan perancangan terhadap biaya :
1.       Identifikasi variabel perancangan yang merupakan penggerak biaya primer.
2.       Tulis pernyataan untuk model biaya terhadap bentuk variabel perancangan
3.       Tetapkan turunan pertama model biaya terhadap variabel perancangan kontinunya = 0. Untuk variabel-variabel perancangan diskret, hitung nilai dari model biaya itu untuk tiap nilai diskret pada jangkauan nilai-nilai potensial yang dipilih.
4.       Selesaikan persamaan yang didapat dari langkah 3 untuk mendapatkan nilai optimum dari variabel perancangan kontinu. Untuk variabel-variabel perancangan diskret nilai optimumnya merupakan nilai biaya minimum yang didapat pada langkah 3.
5.       Untuk variabel-variabel perancangan kontinyu gunakan turunan ke-2 dari model biaya terhadap variabel perancangan untuk menentukan apakah nilai optimum yang didapat dalam langkah 4 berhubungan dengan maksimum atau minimum global.
Pendekatan lain untuk memilih alternatif terbaik dari seperangkat diskretadalah dengan dengan mengamati perbedaan inkremental (∆) diantaraalternatif-alternatif ini yaitu alternatif-alternatif di ranking dari yangmempunyai biaya infestasi rendah ke biaya investasi tinggi.

2.4 Studi Ekonomi Masa Kini
1.       Tiga perkembangan yang menunjang bagi pengarahan kembali sejarah ekonomi.
Pertama, tumbuhnya minat para ahli ekonomi dalam studi pertumbuhan ekonomi. Studi perkembangan ekonomi telah membawa para ahli ekonomi untuk memisahkan elemen-elemen penting dan menentukan perkembangan ekonomi bahkan sebelumnya mereka tidak menyesuaikan kepada seluruh teori umum. Kedua, menumbuhkan minat ahli-ahli ekonomi agar lebih teliti menguji hipotesa-hipotesanya, dan ketiga, mengembangkan volume informasi kuantitatif tentang masa lampau. Tiga perkembangan ini telah membawa tumbuhnya orientasi kembali dari sejarah ekonomi menuju pemakaian metodologi ilmiah dan penggunaan pengukuran kuantitatif yang sistematis.
2.       Penjelasan dalam Sejarah Ekonomi
Sasaran pertama dari sejarawan ekonomi adalah penjelasan. Ia berusaha mengerti cara-cara melaksanakan ekonomi atau cara menyejahterakan rakyat di dalam masyarakat yang telah dipengaruhi oleh fenomena ekonomi. Penjelasan dalam sejarah ekonomi melibatkan pernyataan tentang latar belakang kondisi pokok, yang dalam hal ini pernyataan fakta tunggal yang melengkapi kedudukan bagi pola khusus bagi bukti-bukti untuk dijelaskan, diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip umum yang akan melengkapi penjelasan.
Sejarawan ekonomi kemudian tertarik dengan suatu ketentuan bahwa penjelasannya cocok dengan bukti-bukti empiris yang dapat diperoleh. Untuk memperjelas bukti-bukti empiris guna menuju generalisasinya, sejarawan ekonomi harus menggali kembali latar belakang kondisi dimana ia telah menduga atau mengubah dan mengembangkan generalisasi-generalisasi baru yang akan lebih konsisten dengan bukti-bukti empiris yang dapat digunakan. Proses saling membantu antara perkembangan generalisasi, latar belakang kondisi-kondisi tertentu serta penyajian generalisasi, yang menyangga sistematika bukti empiris adalah cara sejarawan dicoba untuk memberikan penjelasan fenomena sejarah.
Kerangka teori yang dipakai sejarawan ekonomi adalah ekonomi itu sendiri. Teori ini menaruh sejumlah aksioma dasar dan menerima beberapa dalial yang diambil, menyatakan tentang bentuk umum dari model-model susunan yang biasa. Model-model ini menggambarkan generalisasi yang luas dari tingkah laku ekonomi.
3.       Pengujian Hipotesa
Pengujian keterangan-keterangan di dalam sejarah ekonomi dapat dilakukan dengan beberapa bentuk. Dalam hal ini termasuk pengujian: (1) kebenaran empiris dari latar belakang kondisi; (2) bentuk-bentuk ketetapan-ketetapan logika; (3) kebenaran empiris dari kegunaan yang berhubungan dengan latar belakang kondisi menuju kesimpulan-kesimpulan. Penegasan utama di mana untuk memberikan keterangan tergantung kepada hal-hal yang memerlukan pertimbangan dan adanya data. Selain itu, sejarawan ekonomi dapat juga melakukan pengujian suatu bantahan terhadap berbagai dalil.
4.       Gambaran Teknik-teknik Metodologi
    Suatu gambaran yang luas dapat menjelaskan seluruh proses penelitian dan pengujian yang melibatkan beberapa masalah. Adanya gambaran memperkuat indikasi tentang keperluan metode-metode pokok agar sejarawan ekonomi dapat melakukan penelitian yang seksama. Hal ini juga dapat memperjelas indikasi tentang masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang menyangkut tugasnya.
    Perkembangan teori ekonomi akan membawa kepada hasil yang memuaskan dari ekonomi masa lalu. Sejarawan ekonomi masa kini diarahkan oleh prakonsepsi ideology dalam membuat suatu pilihan masalah-masalah untuk diuji, tetapi hipotesa yang diujikan haruslah netral dengan memperhitungkan pendapat yang pincang akibat ideology dan harus menghasilkan suatu pengecilan deretan yang terus-menerus dari pertentangan dan pertambahan pengertian tentang masa lampau. Dari sebuah gambaran dapat dilihat bahwa batas-batas penelitian dalam bidang sejarah ekonomi adalah batas yang dipaksakan oleh batas-batas teori dan bukti (kenyataan-kenyataan) yang ada.
5.       Pemakaian dan Batas-Batas Teori
      Dalam banyak aspek lain sejarah ekonomi, ilmiawan secara esensial harus mengembangkan kerangka kerja teorinya sendiri. Apabila seorang sejarawan ekonomi ingin meneliti garis-garis batas antara sejarah ekonomi dan sosial, ia harus mempergunakan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial yang lain atau mengembangkan suatu kerangka kerjanya sendiri untuk meneliti hubungan-hubungan itu. Oleh karena itu, tidak ada alasan mengapa sejarawan ekonomi harus dibatasi untuk menerima teori ekonomi. Ia bebas untuk mengembangkan serta mempergunakan teorinya sendiri.
    Teori ekonomi telah berkembang secara berangsur-angsur antara kerjasama perkembangan dari generalisasi dan cara mengujinya melalui waktu yang cukup panjang dan tak dapat dan tidak boleh diabaikan untuk menuju analisa. Sejarawan yang terlatih dalam teori ekonomi sadar akan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam analisa ekonomi. Oleh sebab itu, apabila ia akan mengembangkan kerangka teorinya, ia harus memperhitungkan secara saksama karya yang telah berlaku dan sampai tarafman generalisasi sebelumnya didukung oleh bukti-bukti yang ada.
Batas-batas dari Bukti Empiris
Pembatasan bukti empiris menimbulkan persoalan yang serius pada sejarawan ekonomi. Ia dihadapkan dengan kejadian masa lampau yang tidak terulang lagi. Jejak-jejak dan bukti-bukti yang tertinggal adalah bahannya. Oleh sebab itu, ia perlu berusaha secara sistematis untuk mengembangkan bukti dari masa lampau tentang keterangan yang fragmentaris seperti yang disebutkan diatas. Untuk mempergunakan bukti sebaik-baiknya memerlukan suatu pengetahuan teori statistik yang dapat dipakai secara efektif terhadap data apa saja yang ada.
Makin jauh waktu lampau yang diteliti sejarawan ekonomi, makin tidak cukup memadai kemungkinan datanya. Informasi kuantitatif yang ada dari masa lampau biasanya tidak diperhatikan karena hubungannya tidak dihargai. Dalam hal kelangkaan data kuantitatif, sejarawan ekonomi terpaksa harus kembali dalam pemakaian deskripsi kualitatif yang diwujudkan oleh informasi corak lain, tetapi ia tetap dapat menghindar dari aturan-aturan yang esensial dari statistic inference. Hal itu adalah suatu keharusan, bahwa ia meminta agar informasi kualitatif akan bertemu dengan aturan sainpling statistik yang sama dan diperlukan perwakilan dalam pemakaian pengetahuan kuantitatif.
6.       Penulisan Sejarah Ekonomi
Sementara zaman silam ekonomi adalah tujuan terakhir dari sejarawan ekonomi dan kesadaran akan metode-metode ilmiah adalah kebutuhan esensial dalam mencapai maksud karateristik dalam disiplin. Ilmiawan masa kini telah mewarisi suatu bekal yang kaya dari bahan deskriptif dan sata-data mengenai masa lampau ekonomi yang telah digali dan sebagian besar diuji oleh para sejarawan. Adalah menjadi kewajiban untuk mempunyai keahlian dalam literature tradisionaldalam bidang itu dan juga harus mempunyai perasaan halus seorang dtektif yang merupakan corak khas seorang sejarawan.
    Terakhir, seorang sejarawan ekonomi mencoba untuk memberi suatu keterangan yang sistematis dan terintegrasi mengenai keadaan masa silam ekonomi dan ini tidak boleh tidak melibatkan sesuatu yang lebih daripada hanya mengembangkan dan menguji hipotesa.


Sumber:
http://dahlan27.blogspot.com/2010/08/konsep-konsep-dan-terminologi-biaya.html
https://rendymni.wordpress.com/2013/04/02/ruang-lingkup-ekonomi/

https://tammzt.wordpress.com/2011/12/15/2-konsep-konsep-biaya-dan-lingkungan-ekonomi/